top of page

Batch 45 students Celebrate Eid al-Fitr and Eid al-Adha at the Farm




At The Learning Farm (TLF), celebrating Eid al-Fitr and Eid al-Adha takes on a unique significance for its students who are away from their families. Eid al-Fitr, typically a joyous occasion marked by family reunions and communal prayers, transformed into a poignant moment at TLF. Students gathered to share the festivities amongst themselves, creating a familial bond amidst their training commitments. While separated from their loved ones, the spirit of Eid resonates strongly as they come together to meet, greet, and forgive, embodying the essence of the holiday’s teachings in their shared experience.


This year, however, the celebrations are tinged with a sense of longing and melancholy. Unlike previous years where they would be home with family, students find themselves at TLF, dedicating five months to intensive training. The separation evokes sadness, yet it is also a profound learning opportunity in independence and resilience. This experience not only strengthens their resolve but underscores the importance of adapting to new environments and challenges, ultimately shaping them into more capable individuals ready to face the world beyond TLF’s walls.


------------


Di The Learning Farm (TLF), merayakan Idul Fitri dan Idul Adha memiliki makna unik bagi para siswanya yang jauh dari keluarga. Idul Fitri, yang biasanya merupakan momen penuh kegembiraan yang ditandai dengan reuni keluarga dan doa bersama, berubah menjadi momen yang mengharukan di TLF. Siswa berkumpul untuk berbagi perayaan di antara mereka sendiri, menciptakan ikatan kekeluargaan di tengah komitmen pelatihan mereka. Meski terpisah dari orang-orang yang mereka cintai, semangat Idul Fitri tetap bergema saat mereka berkumpul untuk bertemu, menyapa, dan memaafkan, mewujudkan esensi ajaran liburan dalam pengalaman mereka bersama.


Namun tahun ini perayaannya diwarnai rasa rindu dan melankolis. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya di mana mereka akan berada di rumah bersama keluarga, para siswa berada di TLF, mendedikasikan lima bulan untuk pelatihan intensif. Perpisahan ini menimbulkan kesedihan, namun juga merupakan kesempatan belajar yang mendalam tentang kemandirian dan ketahanan. Pengalaman ini tidak hanya memperkuat tekad mereka namun juga menggarisbawahi pentingnya beradaptasi dengan lingkungan dan tantangan baru, yang pada akhirnya membentuk mereka menjadi individu yang lebih mampu dan siap menghadapi dunia di luar tembok TLF.






Comments


bottom of page